Dalam dunia keuangan Syariah, konsep nisbah memiliki peran krusial dalam membentuk dasar transaksi bisnis dan investasi. Artikel ini akan menjelaskan secara komprehensif mengenai nisbah, meliputi definisi, jenis-jenisnya, faktor-faktor yang memengaruhi, dan cara menghitungnya.

Apa itu Nisbah?

Nisbah, dalam konteks keuangan Syariah, merujuk pada rasio atau perbandingan keuntungan dalam suatu transaksi atau investasi. Kesepakatan nisbah melibatkan pembagian keuntungan dan kerugian antara pihak-pihak yang terlibat, dihitung berdasarkan persentase tertentu.

Nisbah juga dapat dikatakan sebagai suatu sistem perjanjian bagi hasil antara bank dan nasabah dengan tujuan memperoleh keuntungan, yang diakui sebagai sah dalam prinsip Islam.

Dengan kata lain, nisbah berfungsi sebagai alternatif bagi sistem bunga yang umumnya diterapkan dalam bank konvensional. Hal ini disebabkan karena sistem bunga dianggap sebagai salah satu bentuk riba yang secara tegas diharamkan dalam ajaran Islam.

Mengapa Penting untuk Memahami Nisbah?

Memahami nisbah sangat penting karena berbagai alasan, terutama dalam konteks keuangan dan ekonomi Syariah. Berikut adalah beberapa alasan mengapa Anda harus memahami nisbah:

1. Dasar Prinsip Keuangan Syariah

Nisbah adalah konsep yang mendasari prinsip-prinsip keuangan Syariah. Dalam ekonomi Syariah, praktik riba dilarang, dan nisbah digunakan sebagai alternatif untuk membagi hasil dan risiko secara adil antara pihak-pihak yang terlibat dalam transaksi.

2. Pemahaman Risiko dan Keuntungan

Dengan memahami nisbah, Anda dapat mengukur dan memahami risiko serta keuntungan dalam suatu investasi atau transaksi. Ini membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih baik dan menyelaraskan keputusan finansial dengan tujuan jangka panjang.

3. Kesesuaian dengan Prinsip Ekonomi Syariah

Dalam konteks keuangan Syariah, pemahaman nisbah membantu memastikan kesesuaian dengan prinsip-prinsip ekonomi Syariah. Ini melibatkan distribusi hasil secara adil dan transparan, serta meminimalkan praktik riba dan ketidakpastian.

4. Keputusan Investasi yang Lebih Baik

Pemahaman nisbah membantu investor dalam membuat keputusan investasi yang lebih cerdas. Dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas, investor dapat mengidentifikasi peluang investasi yang sesuai dengan tujuan dan toleransi risiko mereka.

Jenis-Jenis Nisbah

Nisbah merupakan alat analisis keuangan yang memberikan gambaran tentang berbagai aspek kinerja keuangan suatu entitas. Setiap jenis nisbah memiliki fokus yang berbeda, memberikan pemahaman terkait  aspek tertentu dari keuangan suatu perusahaan. Berikut adalah penjelasan singkat tentang beberapa jenis nisbah:

1.   Nisbah Jariyah

Nisbah jariyah adalah rasio lancar yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek tanpa bergantung pada stok. Ini memberikan gambaran tentang likuiditas perusahaan dan sejauh mana perusahaan dapat memenuhi kewajiban jangka pendek dengan cepat.

2. Nisbah Likuiditas

Nisbah likuiditas adalah ukuran kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendeknya. Dua nisbah likuiditas umum adalah current ratio, yang mengukur keseluruhan aset lancar dibandingkan dengan kewajiban lancar, dan quick ratio, yang mempertimbangkan hanya aset paling likuid.

3. Nisbah Profitabilitas

Nisbah profitabilitas mengukur sejauh mana perusahaan dapat menghasilkan laba dari kegiatan operasionalnya. Ini mencakup efisiensi perusahaan dalam menghasilkan laba, dengan mempertimbangkan berbagai elemen biaya dan pendapatan.

4. Nisbah Solvabilitas

Nisbah solvabilitas menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Fokus utamanya adalah pada hubungan antara utang dan ekuitas perusahaan. Nisbah ini memberikan gambaran tentang seberapa besar bagian dari modal yang diperoleh dari utang.

5. Nisbah Jumlah Modal

Nisbah jumlah modal menilai hubungan antara jumlah modal dan total aset perusahaan. Ini memberikan gambaran tentang seberapa besar modal dibandingkan dengan aset yang dimiliki perusahaan, mencerminkan struktur keuangan dan tingkat keamanan finansial.

6. Nisbah Aktiva Tetap

Nisbah aktiva Tetap menentukan tingkat investasi perusahaan dalam aktiva tetap dengan mempertimbangkan modal yang dimiliki oleh pemilik usaha. Hal ini memberikan wawasan tentang sejauh mana perusahaan menggunakan modalnya untuk investasi dalam aset tetap.

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Nisbah

Terdapat beberapa faktor penting yang memengaruhi nisbah. Faktor ini dibedakan menjadi faktor internal dan eksternal.

1. Faktor Internal

Faktor internal mencakup ukuran perusahaan, struktur modal, dan kebijakan dividen. Mari kita simak pembahasan setiap poinnya di bawah ini:

a. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan menjadi faktor internal yang signifikan dalam memengaruhi nisbah keuangan. Perusahaan besar cenderung memiliki struktur keuangan dan risiko yang berbeda dengan perusahaan kecil.

 

Ukuran ini mencakup total aset, jumlah karyawan, dan kapasitas produksi. Sebagai contoh, perusahaan besar mungkin memiliki akses lebih mudah ke sumber pendanaan besar, sementara perusahaan kecil mungkin menghadapi keterbatasan dalam hal ini.

b. Struktur Modal

Struktur modal menentukan bagaimana perusahaan mendanai operasinya, apakah melalui utang atau ekuitas. Keputusan ini dapat memengaruhi nisbah solvabilitas perusahaan. Jika perusahaan menggunakan terlalu banyak utang, dapat meningkatkan risiko keuangan dan memengaruhi nisbah utang terhadap ekuitas.

Oleh karena itu, manajemen perlu bijaksana dalam menentukan struktur modal yang sesuai dengan karakteristik bisnisnya.

c. Kebijakan Dividen

Kebijakan dividen juga dapat memengaruhi nisbah, terutama nisbah profitabilitas dan nisbah likuiditas. Jika perusahaan membayar dividen yang besar, laba bersih yang dapat diinvestasikan kembali dalam perusahaan menjadi lebih kecil, yang dapat memengaruhi nisbah profitabilitas.

Di sisi lain, pembayaran dividen yang tinggi dapat memberikan kepercayaan kepada investor, memengaruhi nisbah likuiditas dengan cara meningkatkan kepercayaan pasar.

2. Faktor Eksternal

Adapun faktor eksternal yang dimaksud di sini adalah kondisi pasar, regulasi pemerintah, dan persaingan industri. Mari kita simak penjelasan setiap poinnya di bawah ini:

a. Kondisi Pasar

Kondisi pasar termasuk permintaan konsumen, tren industri, dan kondisi ekonomi secara umum. Fluktuasi dalam kondisi pasar dapat memengaruhi penjualan, laba, dan aset perusahaan. Perusahaan perlu memantau kondisi pasar dengan cermat agar dapat merespons perubahan dan menjaga nisbah mereka tetap sehat.

b. Regulasi Pemerintah

Regulasi pemerintah memiliki dampak besar terhadap operasi perusahaan dan nisbah keuangan. Aturan-aturan terkait pajak, keuangan, dan lingkungan bisnis dapat membatasi atau membantu perusahaan dalam mencapai nisbah yang diinginkan. Pemahaman dan kepatuhan terhadap regulasi pemerintah menjadi kunci untuk memitigasi risiko dan menjaga stabilitas nisbah.

c. Persaingan Industri

Tingkat persaingan di industri tempat perusahaan beroperasi dapat memengaruhi harga, pangsa pasar, dan profitabilitas. Persaingan yang ketat dapat mendorong perusahaan untuk mengoptimalkan operasionalnya, tetapi juga dapat memengaruhi nisbah laba bersih. Manajemen strategis yang efektif diperlukan untuk menjaga keseimbangan nisbah di tengah persaingan industri yang dinamis.

Bagaimana Cara Perhitungan Nisbah?

Cara menghitung nisbah dapat bervariasi tergantung pada jenis nisbah yang ingin diukur. Ada tiga mekanisme yang umum digunakan untuk perhitungan nisbah, yaitu profit sharingrevenue sharing, dan investasi.

 

  • Profit sharing: Semua pihak yang ikut serta dalam kesepakatan akan mendapat bagi hasil sesuai dengan laba yang diperoleh.

  • Revenue sharing: Perhitungan laba berdasarkan pendapatan kotor yang didapatkan dari hasil usaha.

  • Investasi: jumlah keuntungan yang diharapkan dikurangi dengan jumlah dana yang diberikan kepada investor. Kemudian dibagi dengan jumlah dana yang diberikan kepada investor.
     

Dalam konteks analisis keuangan, pemahaman yang mendalam tentang berbagai jenis nisbah sangat penting. Nisbah memberikan pandangan yang lebih umum atau menyeluruh terhadap kesehatan keuangan, membantu para pengelola kepentingan dalam membuat keputusan yang lebih jelas, serta menghindari praktik riba.
 

Sumber : https://www.shariaknowledgecentre.id/id/news/apa-itu-nisbah/