Dalam konteks ekonomi syariah, konsep inklusi keuangan dan literasi keuangan memiliki peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan berkeadilan. Meskipun kedua istilah ini selalu digunakan secara bergantian, istilah ini sejatinya merupakan dua hal berbeda. Oleh karena itu, penting bagi Anda memahami perbedaan inklusi keuangan dan literasi keuangan.

Untuk membantu Anda, kami telah merangkum enam perbedaan antara inklusi dan literasi keuangan dalam perspektif syariah, serta mengapa keduanya sama-sama penting untuk mencapai kesejahteraan masyarakat.

Mengenal Inklusi Keuangan dan Literasi Keuangan dalam Perspektif Syariah

Sebelum memahami perbedaannya, mari kita mulai dengan memahami apa itu inklusi keuangan dan literasi keuangan menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berikut ini:

Apa Itu Inklusi Keuangan?

Inklusi keuangan adalah kondisi di mana setiap individu memiliki akses yang adil dan merata terhadap berbagai produk dan layanan keuangan, termasuk yang berbasis syariah. Ini berarti masyarakat memiliki kesempatan untuk menabung, meminjam, berinvestasi, dan mengasuransikan diri sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya.

Apa Itu Literasi Keuangan?

Literasi keuangan adalah kemampuan individu untuk memahami berbagai konsep keuangan, seperti tabungan, investasi, pembiayaan, dan asuransi. Selain itu, literasi keuangan juga mencakup keterampilan untuk membuat keputusan keuangan yang bijak dan bertanggung jawab. Dalam konteks syariah, literasi keuangan juga mencakup pemahaman tentang prinsip-prinsip syariah yang mendasari produk dan layanan keuangan.

6 Perbedaan Inklusi Keuangan dan Literasi Keuangan dalam Perspektif Syariah

Setelah memahami definisinya, mari kita simak lebih dalam tentang 6 perbedaan inklusi keuangan dan literasi keuangan dalam perspektif syariah di bawah ini:

1. Akses vs Pengetahuan

Inklusi keuangan lebih fokus pada availability atau ketersediaan produk dan layanan keuangan syariah. Ini berarti, apakah produk-produk seperti tabungan, pembiayaan, asuransi syariah sudah tersedia dan mudah diakses oleh masyarakat?

Lain halnya dengan literasi keuangan yang lebih menekankan pada ability atau kemampuan individu dalam memahami dan memanfaatkan produk-produk tersebut. Ini mencakup pengetahuan tentang prinsip-prinsip syariah, manfaat dan risiko produk, serta keterampilan dalam membuat keputusan keuangan.

2. Tujuan Utama

Inklusi keuangan tujuan utamanya adalah memperluas jangkauan layanan keuangan syariah ke seluruh lapisan masyarakat, terutama mereka yang belum terlayani oleh sistem keuangan konvensional.

Berbeda dengan literasi keuangan yang tujuan utamanya adalah meningkatkan pemahaman masyarakat tentang keuangan syariah, sehingga mereka dapat membuat keputusan keuangan yang cerdas dan sesuai dengan prinsip syariah.

3. Indikator Keberhasilan

Inklusi keuangan dapat diukur melalui persentase penduduk yang memiliki akses ke rekening bank syariah, jumlah produk keuangan syariah yang beredar, dan sebaran lembaga keuangan syariah.

Sedangkan literasi keuangan diukur melalui survei yang mengukur pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap produk dan layanan keuangan syariah.

4. Peran Pemerintah dan Lembaga Keuangan

Pada inklusi keuangan, pemerintah berperan dalam menciptakan regulasi yang kondusif, memberikan insentif bagi lembaga keuangan syariah, dan membangun infrastruktur keuangan yang memadai. Lembaga keuangan berperan dalam menyediakan produk dan layanan yang inovatif dan terjangkau.

Berbeda halnya dengan literasi keuanga, pemerintah dan lembaga keuangan memiliki peran yang sama penting dalam memberikan edukasi keuangan kepada masyarakat. Mereka dapat bekerja sama dengan lembaga pendidikan, media, dan organisasi masyarakat untuk menyebarkan informasi tentang keuangan syariah.

5. Hubungan dengan Kesejahteraan

Inklusi keuangan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan memberikan akses seperti modal untuk usaha, melindungi aset, dan memenuhi kebutuhan produktif. Di sisi lain, literasi keuangan membantu individu membuat keputusan keuangan yang lebih baik, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup dan mencapai tujuan keuangan jangka panjang.

6. Tantangan yang Dihadapi

Inklusi keuangan memiliki tantangan utama yaitu menjangkau masyarakat di daerah terpencil, meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga keuangan syariah, dan mengembangkan produk yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Sedangkan tantangan dari literasi keuangan adalah kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya literasi keuangan, kompleksitas produk keuangan syariah, dan keterbatasan infrastruktur pendidikan.

Contoh Sinergi Inklusi Keuangan dan Literasi Keuangan dalam Kehidupan Sehari-hari

Perbedaan yang dimiliki inklusi keuangan dan literasi keuangan tidak membuatnya memiliki fungsi yang bertolak belakang. Justru kedua konsep ini harus bersinergi dengan baik untuk menjadikan peningkatan kecerdasan keuangan masyarakat meningkat dengan efektif.

Apa saja contoh sinergi dari inklusi keuangan dan literasi keuangan dalam kehidupan sehari-hari yang dapat diterapkan?

Program Literasi Keuangan di Sekolah

Mengajarkan siswa tentang konsep dasar keuangan syariah dan cara mengelola uang sejak dini, seperti menabung, berinvestasi, dan berzakat. Dengan pemahaman yang baik sejak dini, siswa akan lebih siap menghadapi tantangan keuangan pada masa mendatang dan cenderung memanfaatkan produk keuangan syariah yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

Kemitraan antara Lembaga Keuangan Syariah dan UMKM

Menyediakan pelatihan dan pendampingan bagi UMKM untuk meningkatkan kapasitas bisnis mereka, serta memberikan akses pembiayaan yang mudah dan terjangkau. Dengan demikian, UMKM dapat berkembang dan berkontribusi pada perekonomian, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Pengembangan Produk Keuangan Syariah yang Inovatif

Misalnya, produk pembiayaan untuk usaha mikro yang mudah diakses dan memiliki persyaratan yang fleksibel, seperti pembiayaan berbasis syariah untuk petani yang menggunakan teknologi pertanian modern. Hal ini tidak hanya meningkatkan inklusi keuangan, tetapi juga mendorong inovasi dan pertumbuhan ekonomi.

Kampanye Literasi Keuangan melalui Media Sosial

Memanfaatkan platform digital untuk menyebarkan informasi tentang keuangan syariah secara menarik dan interaktif, misalnya melalui infografis, video pendek, atau kuis online. Kampanye ini dapat menjangkau generasi muda yang lebih akrab dengan teknologi.

Kerja Sama dengan Tokoh Agama

Melibatkan tokoh agama dalam menyampaikan pesan tentang pentingnya literasi keuangan syariah, sehingga pesan tersebut lebih mudah diterima oleh masyarakat. Tokoh agama dapat memberikan pandangan agama tentang pengelolaan keuangan yang baik.

Pengembangan Aplikasi Keuangan Syariah

Memudahkan masyarakat dalam mengakses produk dan layanan keuangan syariah, seperti aplikasi mobile banking yang menyediakan fitur-fitur seperti transfer dana, pembayaran tagihan, dan investasi. Aplikasi ini juga dapat dilengkapi dengan fitur edukasi keuangan.

Kesimpulan

Inklusi keuangan dan literasi keuangan merupakan dua pilar penting dalam membangun sistem keuangan syariah yang inklusif dan berkelanjutan. Keduanya saling melengkapi dan saling memperkuat.

Sinergi antara inklusi dan literasi keuangan sangat penting untuk menghadapi pertumbuhan ekonomi di masa yang akan datang.. Dengan bekerja sama, pemerintah, lembaga keuangan, lembaga pendidikan, dan masyarakat sipil dapat menciptakan ekosistem keuangan syariah yang inklusif dan berkelanjutan.

#edukasisyariah #ekonomisyariah #inklusidanliterasi
 

Sumber : https://www.shariaknowledgecentre.id/id/news/perbedaan-inklusi-keuangan-dan-literasi-keuangan/